PBNU adalah
organisasi islam yang sudah ada sejak Belanda menjajah di negeri ini. Romo Kyai
Hasyim sang Founding Fathersnya telah memperjuangkan organisasi ini untuk wadah
para umat islam berkeluh kesah, mulai dari permasalahan perbedaan pendapat
sampai permasalahan umat dalam ekonomi dan politik. Sepanjang usia yang terus
dewasa organisasi ini masuk dalam partai politik dengan ketua umum pertama Gus
Dur yang juga ketua umum PBNU (saat itu masih NU). Keberadaan organisasi ini
merupakan solusi buat umat islam untuk bertukar pikiran masalah perkembangan
zaman dan bagaimana islam menyikapinya. Kala itu simpatisan semakin banyak dan
memang benar saat itu NU adalah organisasi yang Ngademno umat (istilah Jawa), maksudnya wdah para cendekiawan muda
untuk berkembang dan wadah para pemeluk yang masih awam untuk bertanya tentang hkum-hukum
Islam.
Perkembangan NU
yang pesat dengan simpatisan loyal yang sampai ke Asia bahkan dunia, membuat
para pemilik kepentingan berebut andil dalam organisasi ini. Kearifan sudah
berubah menjadi politik uang. Bahkan dalam pemilihan ketua umum sendiri
bagi-bagi uang sudah biasa. Jadilah sekarang organisasi ini menjadi peresah
umat, bagaimana tidak tiap statement yang dikeluarkan masing-masing pimpinan
saling bertolak belakang. Bahkan yang paling ekstrim baru-baru ini pernyataan
kontrofersi yang sangat meresahkan umat dikeluarkan oleh ketua umumnya sendiri
Said Agil Sirod saat isu tentang sunni-syiah beredar mengeluarkan pernyataan “Itu politik, antara paman dan ponakan saja
bisa berkelahi,” Ujarnya. Padahal sudah menjadi kesepakatan ulama dunia bahwa
Syiah adalah aliran sesaat dan konflik yang terjadi di Indonesia antara
Syiah-Sunni adalah konflik akidah dan merupakan perjuangan Islam untuk segera
menghanguskna aliran sesaat ini, malah ditanggapi sebagai konflik keluarga.
Selain itu dalam
situs Voa-Islam.com menyatakan dalam salah satu artikelnya validitas data yang dirilis
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj itu meragukan. Misalnya menyebut yayasan
Al-Sofwah dipimpin oleh Ustadz Farid Oqbah dan Ustadz Aman Abdurrahman.
Siapapun aktivis akan tertawa terkekeh-kekeh mendengar data ini, karena semua
orang tahu, Ustadz Farid Oqbah adalah Pimpinan Islamic Centre Al-Islam, bukan
pimpinan Al-Sofwah. Sedangkan Ustadz Aman Abdurrahman, memang pernah menjadi
staf karyawan di Al-Sofwah, tapi tidak pernah menjabat sebagai pimpinan. Nampaknya
kiyai nomor satu di PBNU ini harus menata ulang adab berbicara dan menjaga lisannya, jika ia masih
beriman bahwa seluruh ucapan dan perbuatan pasti dipertanggungjawabkan di
hadapan Allah. Berkatalah baik atau diam!
Masih layak kah
organisasi ini dipertahankan dengan formatnya sekarang. Menurut hemat saya dari
pada terus-menerus meresahkan umat dengan ucapan-ucapannya yang terus berubah lebih
baik organisasi ini segera diformat atau hancurkan saja!
Sumber :
Voa-Islam.com
Penjelasan Yayasan Al-Sofwa Atas Pernyataan DR. Said Agil Siradj « Situs Dakwah & Informasi Islam - http://www.alsofwa.com/23695/penjelasan-yayasan-al-sofwa-atas-pernyataan-dr-said-agil-siradj.html
BalasHapus