Kamis, 06 Oktober 2011

Pak Dhe Disambut Puluhan Mahasiswa

Menyimak : Korlap aksi EM, Win Ariga
menyimak pernyataan dari Pak Dhe Karwo
Photo by : Abdud DImats A.




Pak Dhe Disambut Puluhan Mahasiswa
           

Malang (07/10/2011), Bundaran kampus Universitas Brawijaya kembali diramaikan oleh puluhan mahasiswa yang melakukan aksi orasi. Para mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya (EM UB) Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya ini melakukan orasi menyambut kedatangan Gubernur Jawa Timur, Sukarwo dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa. Aksi ini dipimpin Win Ariga, mahasiswa FPIK selaku korlap.

Menurut Win, aksi kali ini terkesan mendadak. Karena EM baru mendapat surat undangan semiloka (seminar loka karya) pada hari rabu sore, lalu pada malam harinya langsung mengadakan rapat koordinasi. Kemudian keesokan harinya, yakni hari kamis (06/10/2011) langsung melakukan aksi. Aksi ini digelar sebagai gertakan sekaligus peringatan kepada presiden SBY mengenai sembilan tuntutan mahasiswa yang akan jatuh tempo pada tanggal 20 Oktober mendatang.

            Ke-sembilan tuntutan itu secara garis besar terkait dengan isu-isu umum yang berkembang di masyarakat saat ini. Antara lain kasus Bank Century, kasus Nazaruddin, kasus lumpur Lapindo dan lain-lain. Aksi yang semula akan dilaksanakan pada pukul 08.30 WIB, sempat molor hingga pukul 11.00. Pasalnya mereka masih menunggu kejelasan informasi tentang jam kedatangan Pak Dhe Karwo (sapaan akrab Sukarwo).

            Setelah melakukan orasi memutari bundaran UB, kemudian para peserta melanjutkan aksi dengan Long March menuju gedung Samantha Krida (tempat berlangsungnya semiloka). Sekitar pukul 12.30, barulah Pak Dhe Karwo tiba di tempat tanpa ditemani Hatta Rajasa dan langsung menemui para peserta aksi. Di sini beliau langsung disambut oleh sekitar 30 mahasiswa yang ikut dalam aksi ini.

            Setelah mendengar beberapa pertanyaan dari mahasiswa, pria berkumis tebal ini langsung angkat bicara mengenai satu isu yang bersinggungan langsung dengan wilayah tugasnya. “Lapindo itu tanggung jawab tiga pihak. Yang pertama Abu Rizal Bakrie selaku pemilik Lapindo, kemudian pemerintah dan 45 RT setempat”, pungkasnya. 

            Pria nomor satu di Jawa Timur ini juga menambahkan, masyarakat dihimbau untuk sabar menunggu keputusan dari dinas geologi guna menentukan tempat relokasi. Sejauh ini sudah 9 RT yang teratasi. Target selesainya masalah Lapindo masih tidak dapat diprediksi, karena semburannya juga tidak dapat diprediksi. Dia juga menerima surat dari mahasiswa yang ditujukan kepada presiden mengenai sembilan tuntutan di atas.
(Abdud Dimats A.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar