Menyimak : Korlap aksi EM, Win Ariga menyimak pernyataan dari Pak Dhe Karwo Photo by : Abdud DImats A. |
Pak
Dhe Disambut Puluhan Mahasiswa
Malang
(07/10/2011), Bundaran kampus Universitas Brawijaya kembali diramaikan oleh
puluhan mahasiswa yang melakukan aksi orasi. Para mahasiswa yang
mengatasnamakan dirinya (EM UB) Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya ini
melakukan orasi menyambut kedatangan Gubernur Jawa Timur, Sukarwo dan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa. Aksi ini dipimpin Win Ariga,
mahasiswa FPIK selaku korlap.
Menurut
Win, aksi kali ini terkesan mendadak. Karena EM baru mendapat surat undangan
semiloka (seminar loka karya) pada hari rabu sore, lalu pada malam harinya
langsung mengadakan rapat koordinasi. Kemudian keesokan harinya, yakni hari
kamis (06/10/2011) langsung melakukan aksi. Aksi ini digelar sebagai gertakan sekaligus
peringatan kepada presiden SBY mengenai sembilan tuntutan mahasiswa yang akan
jatuh tempo pada tanggal 20 Oktober mendatang.
Ke-sembilan tuntutan itu secara garis besar terkait
dengan isu-isu umum yang berkembang di masyarakat saat ini. Antara lain kasus
Bank Century, kasus Nazaruddin, kasus lumpur Lapindo dan lain-lain. Aksi yang
semula akan dilaksanakan pada pukul 08.30 WIB, sempat molor hingga pukul 11.00.
Pasalnya mereka masih menunggu kejelasan informasi tentang jam kedatangan Pak
Dhe Karwo (sapaan akrab Sukarwo).
Setelah melakukan orasi memutari bundaran UB, kemudian
para peserta melanjutkan aksi dengan Long March menuju gedung Samantha Krida (tempat
berlangsungnya semiloka). Sekitar pukul 12.30, barulah Pak Dhe Karwo tiba di
tempat tanpa ditemani Hatta Rajasa dan langsung menemui para peserta aksi. Di sini
beliau langsung disambut oleh sekitar 30 mahasiswa yang ikut dalam aksi ini.
Setelah mendengar beberapa pertanyaan dari mahasiswa,
pria berkumis tebal ini langsung angkat bicara mengenai satu isu yang bersinggungan
langsung dengan wilayah tugasnya. “Lapindo itu tanggung jawab tiga pihak. Yang pertama
Abu Rizal Bakrie selaku pemilik Lapindo, kemudian pemerintah dan 45 RT setempat”,
pungkasnya.
Pria nomor satu di Jawa Timur ini juga menambahkan,
masyarakat dihimbau untuk sabar menunggu keputusan dari dinas geologi guna
menentukan tempat relokasi. Sejauh ini sudah 9 RT yang teratasi. Target
selesainya masalah Lapindo masih tidak dapat diprediksi, karena semburannya
juga tidak dapat diprediksi. Dia juga menerima surat dari mahasiswa yang
ditujukan kepada presiden mengenai sembilan tuntutan di atas.
(Abdud Dimats A.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar