Komunitas band
indie kota Malang, Jawa Timur kembali melakukan pergerakan. Kali ini melalui
album kompilasi 'Splak Blak Mutakarak' (SPMK). Kalian pasti bertanya-tanya,
nama macam apa itu?
Ateng (Pickwolf) dan Firman, keduanya merupakan provokator dibalik semua ini dan mulai bercerita mengenai asal mula nama album hingga rencana rilis party dan membuat label.
"Ide nama awalnya dari celetukan temen. Sulit diucapin, orang jadi penasaran cari-cari artinya apa sih?" Tutur Firman.
"Kalau ide pembuatan album, ini proyek kedua dari tur 4 band kemarin, ada : Pickwolf, Gang Holiday, Lolyta dan Give Me a Chance. Kita tur ke Bali, Surabaya dan Gresik. Nah, dari sisa uang tur itu kita bikin kompilasi album ini, dan terpilihlah 11 band berbeda genre dan 13 artworker untuk mengisi." Lanjutnya.
Ateng juga menambahkan, kalau SPMK adalah realisasi untuk menyatukan komunitas di Malang. "Konsep awalnya ingin menyatukan beberapa komunitas di Malang. Kita udah bosen dengan permasalahan kayak, kenapa Malang dikotak-kotakkan sama genre, antar komunitas susah akurnya. Ini bukti, realisas, dan usaha meneruskan dari orang-orang sebelumnya yang cuma bisa ngomong aja. Kita berusaha dengan cara kita sendiri, dan ini awalnya."
Firman dan Ateng juga tidak repot memilih band dengan audisi, "yang penting punya materi berkualitas, dan berkapasitas. Untungnya, dari ke-11 band ini semangat semua." Keduanya juga mengakui cukup kaget dengan materi yang diberikan dari ke-11 band yang bergabung. "Nggak nyangka, materi mereka bagus-bagus!"
Ateng (Pickwolf) dan Firman, keduanya merupakan provokator dibalik semua ini dan mulai bercerita mengenai asal mula nama album hingga rencana rilis party dan membuat label.
"Ide nama awalnya dari celetukan temen. Sulit diucapin, orang jadi penasaran cari-cari artinya apa sih?" Tutur Firman.
"Kalau ide pembuatan album, ini proyek kedua dari tur 4 band kemarin, ada : Pickwolf, Gang Holiday, Lolyta dan Give Me a Chance. Kita tur ke Bali, Surabaya dan Gresik. Nah, dari sisa uang tur itu kita bikin kompilasi album ini, dan terpilihlah 11 band berbeda genre dan 13 artworker untuk mengisi." Lanjutnya.
Ateng juga menambahkan, kalau SPMK adalah realisasi untuk menyatukan komunitas di Malang. "Konsep awalnya ingin menyatukan beberapa komunitas di Malang. Kita udah bosen dengan permasalahan kayak, kenapa Malang dikotak-kotakkan sama genre, antar komunitas susah akurnya. Ini bukti, realisas, dan usaha meneruskan dari orang-orang sebelumnya yang cuma bisa ngomong aja. Kita berusaha dengan cara kita sendiri, dan ini awalnya."
Firman dan Ateng juga tidak repot memilih band dengan audisi, "yang penting punya materi berkualitas, dan berkapasitas. Untungnya, dari ke-11 band ini semangat semua." Keduanya juga mengakui cukup kaget dengan materi yang diberikan dari ke-11 band yang bergabung. "Nggak nyangka, materi mereka bagus-bagus!"
Karena itulah Firman dan Ateng optimis CD kompilasi
SPMK akan sukses, terutama di kalangan pecinta band indie sendiri. Hal inipun
terbukti dengan lakunya 200 copy album melalui sistem pre-order dalam kurun
waktu 3 hari! Singkat bukan? Sama seperti pengerjaan album yang cuma memakan
waktu sebulan. "Album dibuat dalam waktu supersingkat! Sebulan, itu udah
materi, recording, mixing sama artwork.. Mudah-mudahan minggu ini udah bisa
rilis." Setelah album selesai dan bisa dinikmati, rilis party-pun sudah siap
diadakan.
Selain itu, kalau berjalan lancar Ateng dan Firman berniat menjadikan SPMK sebagai label yang nantinya bisa membantu teman-teman band indie Malang. "Rencananya mau jadi label, kalo kita bisa mandiri kenapa harus ke ibu kota? Pingin menikmati band kita, nggak bergantung sama ibu kota. Lagipula nggak jaminan kalo udah dapet label bisa sukses."
Terakhir, Ceritamu mendapatkan jawaban menari dari pertanyaan 'label yang menentukan pasar musik atau pasar yang menentukan musik?' : "Musik yang menentukan lebel dan musik yang menentukan pasar. Tanggung jawab sama pasar, jangan terus-terusan nyalahin pasar. Misal, pasar lagi suka musik Korea, bukan salah pasar! Kita yang harusnya mengedukasi pasar!" (Bagus Prasetya Wardhani)
Selain itu, kalau berjalan lancar Ateng dan Firman berniat menjadikan SPMK sebagai label yang nantinya bisa membantu teman-teman band indie Malang. "Rencananya mau jadi label, kalo kita bisa mandiri kenapa harus ke ibu kota? Pingin menikmati band kita, nggak bergantung sama ibu kota. Lagipula nggak jaminan kalo udah dapet label bisa sukses."
Terakhir, Ceritamu mendapatkan jawaban menari dari pertanyaan 'label yang menentukan pasar musik atau pasar yang menentukan musik?' : "Musik yang menentukan lebel dan musik yang menentukan pasar. Tanggung jawab sama pasar, jangan terus-terusan nyalahin pasar. Misal, pasar lagi suka musik Korea, bukan salah pasar! Kita yang harusnya mengedukasi pasar!" (Bagus Prasetya Wardhani)
Tracklist album kompilasi #splakblakmutakarak
1. give me a chance - pride of the city
2. son of sundance - batas
3. take this life - I'm the owl, I roam the night alone
4. pickwolf - balada rimba fana
5. sharkbite - s.t.m.l.b
6. anniverscary - dirty identity
7. kobra - malam
8. gang holiday - moskow
9. brigade 07 - lupakan
10. lolyta and the disgusting trouble - hard machine
11. youngster city rockers - step back
12. son of sundance - lingkaran
13. sharkbite - set us free
14. pickwolf - delusional kehidupan
15. gang holiday - better day
16. give me a chance - stage dive
17. lolyta and the disgusting trouble - magic of rock
18. anniverscary - stuck in the middle east
19. youngster city rockers - pouring threat
20. kobra - phb
21. take this life - when the dolphin pray for forgiveness
22. brigade 07 - masa muda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar